TIDAK MENUNTUT PADA HASIL, NAMUN PADA PROSES YANG ADA like be orang yang kritis dan mencari solusi !!!!

Selasa, 15 Desember 2015

PENDEKATAN FENOMENOLOGI


Dalam catatan Muhadjir, istilah fenomenologi telah digunakan sejak Lambert, yang sezaman dangan Immanuel kant, juga Hegel, sampai Pierce .penggunaan istilah fenomenologi dalam setiap masa ini memiliki arti yang berbeda-beda Kant, misalnya membedakan antara phenomenon dan noumenon. phenomenon adalah objek yang kita alami, dan kejadian sebagai mana yang terjadi ,dan Hegel memandang phenomenon sebagai tahapan untuk sampai ke noumenon. pada medio abad XIX, artinya fenomenologi menjadi sinonim dan fakta. Pierce berpendapat bahwa phenomenon itu bukan sekedar memberikan diskripsi objek, melainkan telah masuk unsur ilusi, imajenasi, dan impian. Sejak zaman Edmund Husserl (1859-1938) artinya fenomenologi telah menjadi filsafat dan mnjadi metodologi berfikir tahun 1970an , fenomenologi mulai banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu sebagai pendekatan metodologik . dalam pandangan Husserl, fenomenologi adalah suatu disiplin filsafat yang solit dengan tujuan membatasi dan melengkapi penjelasan psikologis murni tentang proses-proses pikiran untuk memahami fenomenologi Husserl, orang harus paham istilah Noema, noema adalah kumpulan semua sifat objek . Noema ini memiliki dua komponen
  1. ''Objek  meaning'' yang menyatukan berbagai komponen dari berbagai ciri sebuah objek
  2. the ''theitic''yaitu yang membedakan tindakan-tindakan yang berbeda-beda misalnya tindakan merasakan sebuah objek dengan tindakan mengingat atau memikirkan 
  Melihat metode perkembangan pemikirannya,fenomenologi Husserl,dapat dibagi menjadi empat priode
  1. ia berankat dari matematika,dan ini disebut priode pra fenomenologi 
  2. awal fenomenologi sebagai korelasi subjektif atas logika murni sebagai tahapan usaha epistemologi yang terbatas 
  3. fenomenologi dianggap sebagai ''the first philosophy''
  4. fenomenologi sebagai ''pengatasan'' idialisme 
  Adapun fenomenologi agama dikembangkan oleh Max scheller, Rudolf otto, jean meaning,dan geradus van der leeuw tujuannya untuk memahami pemikiran,tingkah laku,dan lembaga-lembaga keagamaan tanpa memiliki salah satu teori filsafat,teologi matematika, atau psikologi pada intinya, ada tiga tugas yang harus dipikul oleh fenomenologi agama,yaitu:
  1. mencari hakekat ketuhanan 
  2. menjelaskan teori wahyu 
  3. meneliti tingkah laku keagamaan 
sedangkan bidang garap fenomenologi adalah:
  1. menerangkan apa yang sudah diketahui yang terdapat dalam sejarah agama,tetapi dengan cara sendiri
  2. fenomenologi berusaha menyusun bagian pokok agama atau sifat alamiah agama,yang juga merupakan faktor penamaan dari semua agama 
  3. fenomenologi tidak mempersoalkan apakah gejala keagamaan itu benar,apakah bernilai,dan bagaimana dapat menjadi demikian, atau menentukan lebihbesar atau kecilnya nilai keagaman mereka 
Dengan melihat pada bidang garap sebagaimana diuraikan diatas, maka secara khusus dapat kita cermati bahwasanya yang menjadi objek fenomenologi adalah:
  1. menemukan intisari 
  2. menemukan struktur 
  3. menceri inner meanig 
  4. membuat klasifikasi, tipologi, dan penyisteman fenomena 
  5. mencari motif dasar 
  6. mencari alur perkembangan gejala dari waktu ke waktu


Pendekatan Hermeneutik



Pendekatan Hermeneutik

Kata hermeneutik berasal dari kata kerja yunani hermeneuien yang bererti mengertikan, menafsirkan, menerjemahkan dan bertindak sebagai penafsir. Dalam mitologi Yunani ada tokoh yang namanya dikaitkan engan Hermanautik, yaiitu Hermes, ia bertugas sebagai menafsirkan kehendak dewa  dengan kata-kata manusia. Kalau di dalam Islam sendiri Hermes itu adalah nabi Idris.
Secara Filosofis Hans George Godamer meringkas teori Hermeneutik dalam 3 aktivitas eksistensi manusia yaitu :
1.      Subtilitas intellegendi yang berarti memahami (understanding).
2.      Subtilitas explicandi yang berarti menjelaskan
3.      Subtilitas applicandi yang berarti menerangkan
Dalam perkembangannya, hermeneutik minimalnya memiliki 3 arti, yaitu :
1.      Sebagai  peralihan suatu yang relatif abstrak.
2.      Usaha mengalihkan suatu bahasa asing yang maknanya gelap, ke dalam bahasa yang bisa dimengerti si pembaca.
3.      Seseorang sedang memindahkan suatu ungkapan pikirang yang kurang jelas menjadi lebih jelas.
Dalam study hermeneutik, interpretasi merupakan kegiatan yang paling penting karena landasan bagi metode ini. Dalam kutipan Sumaryono dari Emillo Betty, tugas orang yang melakukan interpretasi adalah menjernihkan persoalan mengerti, yaitu dengan cara menyelidiki setiap detil proses interpretasi.
Ada 3 variabel yang berperan dalam proses mengerti, menerjemahkan dan menafsirkan pada sebuah teks yaitu:
1.      The world of teks
2.      The world of author
3.      The world of reader

Farid Essack menyatakan bahwa orang muslim telah melakukan praktek hermenautik sejak lama yang di buktikan dengan :

1.      Terbukti dari kajian-kajian mengenai Asbabunnuzul dan nasikh mansukh.
2.      Literatur tafsir yang di bentuk dalam ilmu tafsir.
3.      Tafsir tradisional di masukkan  ke dalam kategori-kategori.
Meskipun demikian, operasionalisasi hermeneutik sering di tentang oleh umat islam tradisional karena mempunyai 3 macam implikasi yaitu :

1.      Tanpa konteks, teks tidakakan berharga dan bermakna ; sementara tradisional mengatakan makna yang sebenarnya adalah makna yang di maksud Allah.
2.      Memberikan tekanan kepada manusia sebagai “perantara” yang menghasilkan makna ; sementara tradisional mengatakan rukunlah yang menganugrahkan pemahaman yang besar.
3.      Ilmuan tradisional menganggap teks Al-Qur’an sangat sakral sehingga makna yang sebenarnya tidak dapat di capai.

Contoh pendekatan hermeneutik dalam study islam adalah analisis operasional hermeneutik dalam tafsir Al-Mawar karya Muhammad Abduh dan tafsir Al-Azhar karya Hamka yang di lakukan oleh Fakhrudin Faiz.


Pendekatan Sosiologi



Pendekatan Sosiologi

Sosiologis adalah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam tata kehidupan bersama. Asumsi dasar pendekatan sosiologis terhadap agama adalah bahwagejala-gejala dapat di mengerti dengan menganalisisnya sebagai gejala sosial sebagai suatu yang tercipta dalam hubungan antar manusia.
Teori sosiologis tentang  watak agama serta kedudukan dan signifikasinya dalam dunia sosial mendorong di terapkannya serangkaian kategori-kategori sosiologis yaitu:
1.      Stratifikasi sosial
2.      Kategori bio sosial
3.      Pola organisasi soaial
4.      Proses sosial
Dalam kaitan ini ada beberapa teori sosial yang dapat di gunakan sebagai pendekatan dalam melakukan kajian atau penelitian islam.
11.   Fungsionalisme struktural
Teori ini dianggap paling dominan dalam sosiologis hingga tahun 1960-an. Ilmuan dalam teori ini adalah Kingsley Davis. Davis menyatakan bahwa pengujian institusi atau perilaku tertentu dalam masyarakat dapat di lakukan melalui analisis fungsional. Teori ini memendang subsistem-subsistem memiliki konskuensi.
22.    Tindakan
Pada intinya setiap tindakan orang sosial itu ada maknanya. Welber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologis yang terkait dengan tindakan sosial yaitu :
a.       Tindakan manusia
b.      Tindakan nyata
c.       Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi
d.      Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau kepada beberapa individu
e.       Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain


PENDEKATAN SEJARAH



PENDEKATAN SEJARAH



   Kata sejarah berasal dari bahasa arab syajarah (pohon) dan dari bahasa History dalam bahasa inggris yang berarti cerita atau kisah. kata history berasal dari bahasa yunani istoria yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam, khususnya manusia, yang bersifat kronologis. pengertian istilah sejarah itu juga bisa mengacu kepada dua konsep terpisah.
  1. Sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau, keseluruan pengalaman manusia 
  2. sejarah sebagai suatu cara yang dengan nya fakta-fakta diseleksi, diubah ubah, dijabarkan dan dianalis 
  konsep sejarah dengan pengertiannya yang pertama memberikan pemahaman akan arti objektif , pemahaman atas konsep kedua, sejarah menunjukkan maknanya yang subjektif . Hogiono dan p.k. poerwantana mendefinisikan sejarah sebagai rekontruksi peristiwa masa lampau yang dialami oleh manusia disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan dianalis krisis, sehingga mudah untuk dimengerti dan dipahami. kata kuntowijoyo, sejarah itu ibarat orang naik kereta api dengan melihat kebelakang. Kuntowijoyo melanjutkan bahwa ada beberapa kaidah penting berkaitan dengan sejarah
  1. sejarah itu fakta 
  2. sejarah itu diakronis, idiografis, dan unik 
  3. sejarah itu empiris, inilah yang membedakan sejarah dengan ilmu agama 
  • sejarah itu diakronis, sedangkan ilmu sosial itu sinkronis 
  • sejarah itu idiografis, artinya melukiskan (mengambarkan, memaparkan, menceritakan saja)
  • sejarah itu empiris, ilmu agama itu normatif 
Ira M. Lapidus sejarah islam dapat dikatagorikn menjadi tiga ;
  1. priode awal peradapan islam ditimur tengah 
  2. priode penyebaran global masyarakat islam 
  3. perkembangan modern umat islam